Senin, 05 Desember 2011

aku disisi kanan mu dan aku hampir mati..

"Hey ai, aku disebelah kananmu?"

"tak apalah, sama saja kan?"

"bukankah lebih baik laki-laki yg berada disisi kanan?"

"aku nyaman disisi kirimu"

"baiklah"

kita berjalan ditepi jalan raya. sangat luas dan panjang. yang aku pun tidak tau dimana ujungnya. kita tetap berjalan. kamu menggenggam tanganku. bergurau. sambil sesekali menikmati pemandangan sekitar. awalnya indah. taman-taman. pohon rindang dan kupu-kupu berterbangan. kendaraan-pun jarang melewati jalan itu. indah!!

setelah ratusan mil kita melangkah, suasana berbeda. kendaraan roda empat dengan polusi yang "wah" sudah mulai mengganggu. "tak apa asal ada kamu" itu katamu. kita tetap berjalan. tanpa menghiraukan polusi yang berhamburan. setiap langkah dengan bahagia. 
setiap hari kita bertemu matahari. tak apa, mataharimu itu matahariku, dan matahariku itu mataharimu, kan?

sampai diujung jalan, belokan. kita berhenti sejenak. kamu minta istirahat. paru-paru kita mulai sesak dengan polusi. kita butuh oksigen. dan kamu mengkhawatirkanku. aku selalu suka dengan caramu peduli denganku. baiklah, kita istirahat.

saat itu ada mataharimu datang membawa setetes air. untukmu. hanya untukmu. tak apa, aku bukan tipe pelangi yang selalu mencemburui mataharimu. aku bukan pelangi yang curiga dengan mataharimu. aku tipe pelagi yang bersahabat dengan mataharimu. 

kita berjalan lagi. dan aku tetap disisi kananmu. aku tau mataharimu mengikuti, tapi aku tak peduli. yang penting kamu disisi kiriku. dan menggenggam tanganku. tak peduli mataharimu selalu mengikuti. 

akhirnya kita berjalan ditepi jalan itu, bertiga. kamu berjalan ditengah, diantara pelangimu dan mataharimu. aku tak masalah, sungguh! justru aku ingin lebih akrab dengan mataharimu. aku biarkan kamu tampak akrab dengan mataharimu. tapi.. Hey! kalian bergurau? kalian berjalan mendesakku ke jalan raya. Hey, kamu yang ada disisi kiriku! kamu tidak lihat dibelakangku ada mesin berbentuk kotak yang berjalan cepat siap menghabisi nyawaku? Apa kamu akan membiarkanku mati? Situasi ku genting! aku berteriak "TOLONG, TOLONG AKU!" kamu tak mendengarku? apa aku harus melempar kerikil ke kepalamu agar kamu menoleh kearahku dan menolongku? 
kenapa kamu tetap menghadap ke mataharimu? kamu lupa aku yang ada disisi kananmu?
aku memanggilmu, tapi apa yang aku dengar? kamu ingin menjadikan mataharimu menjadi pelangi barumu? apa? Hey! aku pelangimu! Aku disisi kananmu dan aku hampir mati, Bodoh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar