Melati. usia-nya 17 tahun. yg katanya usia dewasa. tapi melati belum merasa dewasa. dia masih labil (katanya). saat itu dia sangat-sangat bahagia. setiap wanita pasti ngiri deh kalo ngeliat dia. bisa dikatakan hidupnya sempurna. bagaimana tidak, dia punya keluarga yg sangat menyayanginya, ayah bunda dan kakak laki-laki yang dia bilang menyebalkan tapi sangat sayang. dia punya sahabat berlimpah, sangat-sangat menyenangkan sepertinya, samalah kayak di sinetron 'kepompong'. dan (mungkin) yang paling bikin envi gadis'-gadis sebayanya.. kekasih. kekasihnya idaman setiap wanita. prince charming, easy going, lucu, daaaannn sempurna deh (katanya). bahagia. bahagia itu menjadi melati.
tapi dunia itu bulat. dunia itu berputar. nggak selamanya kita bisa diatas, kita juga harus merasakan berada diposisi bawah. itulah melati setahun kemudian. down. frustated. bad condition lah. ya seperti (katanya) tadi dia labil. dia belum dewasa. benar sekali. berantakan sekali hidupnya, seolah dunia mau kiamat setelah dia ditinggal prince charming-nya. hidup segan mati tak mau sepertinya. makan tak enak tidur tak enak (halah). situasi semakin tak mendukung, dia divonis dokter 'sakit' dan harus menjalani operasi untuk mengangkat sakitnya itu. saat itu dipikirannya mungkin hanya mati mati dan mati. dia stres akut. di rumah sakit dia terus menangis. berharap si "prince charming"nya datang untuk sekedar menjenguk. tapi tidak sama sekali. hari H operasi, dia hanya berfikir, setelah operasi dia akan sembuh tapi cacat, atau mungkin malah mati saat operasi. putus asa. dia terus menangis. karena hanya bisa menangis. seolah support keluarga dan teman itu tidak cukup mengobati luka-nya. dia butuh prince charming-nya untuk menemani operasi.
beberapa hari setelah sembuh. melati masih terpuruk, hingga sampai 2tahun kemudian. dia sadar sia-sia dia menunggu "pangeran"nya kembali. nyatanya dia care aja nggak. dia baru bisa membuka hati untuk prince charming yg lain. banyak cinta yang datang untuk melati. tapi tak satu-pun yg diterima melati. entah apa yg dipikirannya, yg jelas melati hanya ingin bahagia. dia lebih memilih sendiri tapi bahagia daripada bersama seseorang yg mencintainya tapi dia sendiri "memaksakan diri" untuk membalas cintanya. dia. melati. hanya tak ingin menyakiti hati yg tulus mencintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar